in Pemula

Apa Itu Blockchain

Mata uang kripto erat kaitannya dengan teknologi Blockchain. Secara sederhana, blockchain adalah salah satu jenis database, dalam dunia pemrograman jenis database paling umum adalah MySQL, MSSQL, SQLITE, dan beberapa yang lain. Berbeda dengan umumnya database, blockchain mengatur datanya secara berurutan, dimana seluruh catatannya direkam dalam rangkaian blok tanpa adanya metode penghapusan, dan seluruhnya diikat dengan menggunakan kode sandi yang disebut kriptografi. Di dalam sebuah blockchain, untuk mengubah data tidak dengan merubah catatan yang sudah pernah ditulis, namun dengan cara menambah catatan baru dengan status yang berbeda dari sebelumnya.

Selain blok awal yang biasa disebut dengan blok genesis, semuanya memiliki semacam stempel kriptografi dari blok sebelumnya, dan juga stempel waktu serta data transaksi. Stempel waktu menjadi bukti bahwa data transaksi benar-benar ada di saat blok dipublikasikan. Oleh karena setiap blok berisi stempel kriptografi dari blok sebelumnya, maka blockchain memiliki sifat tidak dapat dimodifikasi lagi setelah direkam tanpa merubah blok berikutnya.

Pertama kali blockhain dikenal oleh umum melalui hadirnya mata uang kripto Bitcoin pada tahun 2009. Dengan ketentuan yang cukup sederhana, yaitu hanya sebagai media pertukaran nilai aset saja kala itu, kini fungsi blockchain sudah sangat luas. Dengan hadirnya Ethereum saja, sebuah blockchain sudah ditingkatkan menjadi perangkat lunak terdesentralisasi dimana sebuah kontrak tidak lagi membutuhkan pihak ketiga untuk mengesahkannya.

Secara umum, blockchain dikelola oleh jaringan peer-to-peer dimana tidak ada pembatasan untuk berkontribusi sebagai node, cukup sediakan komputer sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh blockchain tersebut. Biasanya yang perlu diperhatikan adalah media penyimpanan, karena berkaitan dengan ukuran setiap blok maupun jarak antar blok nya.

Setiap blok hanya dapat diciptakan melalui konsensus yang telah tertulis dalam aturan main sistem nya. Di bitcoin sendiri, konsensus menggunakan Proof of Work (PoW), dimana setiap kontributor yang ingin menciptakan sebuah blok harus memecahkan teka-teki matematika dengan tingkat kesulitan tertentu, sehingga jarak antar blok dapat dijaga sesuai aturan mainnya, dalam hal ini setidaknya setiap 10 menit. Tingkat kesulitan itulah yang senantiasa berubah jika teka-teki lebih cepat dipecahkan maka tingkat kesulitannya akan naik, demikian pula sebaliknya. Pemenang dari teka-teki tersebut memiliki wewenang untuk membuat blok baru dan berhak atas hadiah yang ditetapkan dalam aturan main, termasuk biaya transaksi dari semua transaksi yang berhasil dimasukkan ke dalam blok tersebut.

Kelebihan Blockchain

Blockchain yang terdesentralisasi secara luas akan sulit diretas, ini memungkinkan tingkat keamanan sistem sangat tinggi dari ancaman peretasan. Selain itu, umumnya blockchain bersifat terbuka sehingga setiap orang dapat meyakini bahwa semua data di dalamnya adalah valid tanpa perlu mempercayai siapapun. Blockchain yang sudah berjalan tidak dapat dimusnahkan selama masih ada yang menggunakannya, sehingga tidak satupun otoritas dapat membekukan sistemnya.

Kekurangan Blockchain

Karena sifat blockhain harus menyimpan seluruh datanya tanpa ada metode penghapusan, maka seorang kontributor terhadap blockchain tersebut harus mengantisipasi daya tampung media penyimpanannya. Sebuah dilema ketika ukuran blok yang terlalu besar akan membebani sebuah node namun di sisi lain jumlah transaksi yang dapat ditampung relatif lebih banyak. Untuk itulah bitcoin mengatur blockchainnya dengan membatasi ukurannya hanya 1MB. Namun hal ini berdampak langsung pada jumlah transaksi yang dapat ditampung dalam sebuah blok, juga tingginya biaya transaksi karena secara umum prioritas untuk dapat dicatatkan ke dalam sebuah blok adalah biaya transaksi yang tertinggi terlebih dulu.

Konsensus

Pertama kali diperkenalkan, sebuah blockchain harus menggunakan konsensus Proof of Work, dimana seorang kontributor yang biasa disebut penambang harus menyelesaikan teka-teki dari aturan main yang sudah ditentukan. Pekerjaan tersebut membutuhkan energi komputasi yang relatif tinggi, sehingga banyak pihak yang mengkhawatirkan proses ini dapat menghabiskan energi listrik yang terlalu banyak.

Belakangan ditemukan sebuah konsensus yang lebih hemat, yaitu Proof of Stake (PoS). Setiap sistem nya pun berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada saat artikel ini saya tulis, Ethereum merencanakan untuk pindah menjadi PoS karena kelebihan-kelebihan yang dapat dihadirkannya.

Business vector created by freepik – www.freepik.com

Tinggalkan Komentar

Comment